Bea Cukai Gencar Asistensi Ekspor Pelaku UMKM

2022-06-17 19:44:13

Placeholder image

Kantor wilayah Bea Cukai di sejumlah daerah melakukan berbagai upaya agar UMKM mudah menjalankan ekspor.


INFO NASIONAL – Sejumlah kantor pelayanan Bea Cukai di daerah membantu pelaku UMKM agar merealisasikan ekspor. Mereka mengundang perwakilan UMKM berpotensi ekspor untuk mengikuti sosialisasi atau focus group discussion ekspor hingga mengunjungi pelaku UMKM agar dapat memasarkan produknya di pasar internasional.

Kepala Subdirektorat Humas dan Penyuluhan Bea Cukai, Hatta Wardhana, mengatakan asistensi ini dilaksanakan oleh Bea Cukai Pasuruan, Bea Cukai Kediri, Bea Cukai Cirebon, dan Bea Cukai Tanjung Emas. 

Tim Klinik Ekspor Bea Cukai Pasuruan menyelenggarakan program Customs Goes To Village dan mengunjungi sejumlah UMKM di wilayah Pasuruan. Tujuannya untuk melakukan pendalaman terkait produk-produk UMKM Pasuruan pada segala jenis komoditas dari produk furnitur, olahan makanan, hasil tembakau, kapuk, kasur lipat, produk tekstil dan lainnya yang memiliki potensi ekspor dalam rangka peningkatan ekspor nasional. 

Asistensi yang dilakukan dari tanggal 6-10 Juni 2022 ini memberikan kesempatan kepada para pelaku UMKM untuk mendapatkan penjelasan akan ketentuan ekspor dan menyampaikan kendala-kendala yang dihadapi ketika akan melakukan ekspor.

Bea Cukai Pasuruan telah mengunjungi secara langsung hampir sepuluh UMKM, seperti CV Aida, CV Wildan Jaya, CV Sentosa Jaya Tembakau, CV Faiza Bordir, UMKM Umiyati, Poklahsar Mina Arshi Bahari, CV Milideres, dan CV Safa Berkah Toys. Selain kunjungan langsung, tim juga melakukan asistensi secara virtual melalui media sosial ke beberapa UMKM, yaitu Tutik Keripik, Raragu Craft, dan Emak Sita.

Kunjungan serupa dilaksanakan Bea Cukai Cirebon yang menyambangi Jatiwangi Art Factory di Kabupaten Majalengka. Diketahui, beberapa UMKM dalam Jatiwangi Art Factory merupakan pengrajin seni berorientasi ekspor di kabupaten tersebut. 

"Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka mempersiapkan Majalengka Weeks yang akan digelar di Jerman bulan Juni mendatang. Kepada para pelaku UMKM, kami menyampaikan hal-hal terkait ekspor dan membuka sesi diskusi untuk menjawab kebingungan para pelaku UMKM mengenai aturan ekspor," ujar Hatta, Jumat, 17 Juni.

Asistensi oleh Bea Cukai Cirebon terkait Majalengka Weeks diharapkan menjadi titik terang ekspor produk UMKM Majalengka ke luar negeri dan dapat meningkatkan pertumbuhan ekspor UMKM, khususnya di Kabupaten Majalengka.

Sementara itu, Bea Cukai Tanjung Emas menjalankan asistensi melalui focus grup discussion (FGD). Kegiatan ini, kata Hatta, merupakan tindak lanjut dari permohonan audiensi yang diajukan oleh dua eksportir porang, CV Pion Nusantara dan CV Aska Waluya guna membahas isu-isu terkini dan kendala yang dihadapi saat melakukan ekspor porang.

“Porang merupakan komoditas pertanian unggulan di Indonesia, tetapi ada komoditas porang dengan batasan tertentu yang dilarang ekspornya, sebagaimana diatur dalam Lampiran I Permendag 18 tahun 2021. Hal ini menyebabkan komoditas porang di luar batasan tersebut, menjadi barang yang bebas ekspor tanpa pengaturan lartas,” kata Hatta.

Pelarangan ekspor porang tertentu, Hatta melanjutkan, didasari pada pertimbangan agar nilai tambah komoditi porang yang begitu besar tidak dinikmati di luar negeri, tetapi dapat dimanfaatkan demi kemakmuran para petani porang di Indonesia. 

“Untuk itu, Bea Cukai siap mendukung penuh kegiatan ekspornya dengan tetap mengawasi pelaksanaanya agar tetap sesuai dengan aturan yang berlaku. Kendala atau permasalahan kami harap agar dapat selalu dikomunikasikan, baik dengan Bea Cukai atau kementerian lembaga lain untuk mendapatkan solusi,” katanya. 

Melalui FGD tersebut, Hatta berharap semua pihak yang terlibat dalam eksportasi porang dapat memiliki pemahaman bersama atas ketentuan perundang-undangan di bidang ekspor komoditas porang ini, dan agar eksportir dapat mengoptimalkan fasilitas ekspor yang ada sehingga hasil panen petani porang dapat diserap maksimal dan mampu meningkatkan perekonomian para petani porang di Jawa Tengah.

Sedangkan Bea Cukai Kediri menyelenggarakan kegiatan “Ngobrol Santai dan Bazar Produk UMKM” untuk mendukung Paguyuban Kelud Mandiri dalam mengembangkan produk UMKM mereka. 

Hatta menegaskan, koordinasi dan pelaksanaan kegiatan seperti itu penting guna mengetahui hambatan para pelaku usaha menuju pasar dunia. Dengan demikian diharapkan Bea Cukai mampu memberikan fasilitas maksimal terhadap upaya ekspor UMKM. (*)